KERETA REL LISTRIK
Impor Kereta Bekas Bukan Prioritas
Impor kereta bekas menjadi salah satu opsi, tetapi bukan prioritas. Industri kereta dalam negeri harus diperkuat supaya impor kereta bekas tidak terus terulang.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F04%2F888defb1-8b26-41cf-b3bc-e614a89b9d88_jpg.jpg)
Kereta rel listrik (KRL) memasuki Stasiun Palmerah di Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Tahun ini, sebanyak 10 rangkaian KRL akan dikonservasi atau dipensiunkan karena usia pakainya sudah terlalu lama.
JAKARTA, KOMPAS — Impor kereta rel listrik atau KRL tetap menjadi opsi Kementerian Perindustrian dalam upaya mendukung peremajaan sarana KRL. Namun, pengimporan itu bukan prioritas, apalagi mengimpor kereta bekas. Industri kereta dalam negeri dipandang perlu diperkuat supaya impor kereta bekas tidak terulang lagi.
Tahun ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter atau Kereta Commuter Indonesia (KCI) merencanakan pengadaan kereta bukan baru atau kereta bekas untuk mengganti kereta yang dikonservasi atau dipensiunkan pada 2023. Rencana mengimpor kereta bekas dari Jepang itu sudah disetujui Kementerian Perhubungan, tetapi belum disetujui Kementerian Perindustrian.