logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊAtasi Hambatan Peremajaan...
Iklan

Atasi Hambatan Peremajaan Sawit demi Dongkrak Produksi

Program peremajaan sawit rakyat (PSR) bertujuan meningkatkan produktivitas kelapa sawit sekaligus menjaga keseimbangan pangan dan energi. Namun, pelaksanaan program itu sangat lambat karena banyak kriteria yang rumit

Oleh
Hendriyo Widi, M PASCHALIA JUDITH J
Β· 1 menit baca
Minyak goreng yang dijual dalam operasi pasar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan di Kantor Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (29/9/2022). Harga jual pada operasi pasar ini lebih rendah daripada harga pasar. Minyak goreng, misalnya, dijual Rp 13.000 per liter untuk merek Minyakita dan Rp 30.000 per dua liter untuk merek Rosebrand.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Minyak goreng yang dijual dalam operasi pasar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan di Kantor Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (29/9/2022). Harga jual pada operasi pasar ini lebih rendah daripada harga pasar. Minyak goreng, misalnya, dijual Rp 13.000 per liter untuk merek Minyakita dan Rp 30.000 per dua liter untuk merek Rosebrand.

JAKARTA, KOMPAS β€” Peremajaan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan pangan dan energi. Namun, program peremajaan dinilai masih berjalan lambat. Oleh sebab itu, pemerintah tengah menyederhanakan aturan mengenai peremajaan agar dapat mendongkrak produktivitas kebun kelapa sawit.

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit menyatakan peremajaan kelapa sawit dilakukan pada lahan dengan tanaman yang usianya lebih dari 25 tahun. Lahan yang diremajakan dalam program ini maksimal empat hektar per pekebun.

Editor:
NUR HIDAYATI
Bagikan