logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPerdagangan Antarwilayah RI...
Iklan

Perdagangan Antarwilayah RI Turun dalam Tiga Tahun Terakhir Ini

Penurunan perdagangan antarwilayah dalam tiga tahun terkahir ini tak boleh diabaikan. Perkuat perdagangan itu dengan pengembangan sistem rantai pasok antarwilayah atau pulau berbasis industri dan substitusi impor.

Oleh
Hendriyo Widi
Β· 1 menit baca
Kapal tol laut bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sebelum melanjutkan pelayaran kembali menuju wilayah Indonesia Timur, Kamis (11/8/2022). Kementerian Perhubungan berencana menambah 16 pelabuhan singgah untuk memperkuat program Tol Laut pada 2023.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Kapal tol laut bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sebelum melanjutkan pelayaran kembali menuju wilayah Indonesia Timur, Kamis (11/8/2022). Kementerian Perhubungan berencana menambah 16 pelabuhan singgah untuk memperkuat program Tol Laut pada 2023.

JAKARTA, KOMPAS β€” Dalam tiga tahun terakhir, nilai perdagangan antarwilayah di Indonesia turun. Padahal, perdagangan tersebut diperlukan sebagai motor penggerak ekonomi nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan semakin meningkat tahun ini. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah diharapkan menggeliatkan kembali perdagangan antarwilayah.

Dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Perdagangan Antarwilayah Indonesia 2022 yang dirilis pada 19 Desember 2022, nilai perdagangan antarwilayah pada 2021 sebesar Rp 1.129,51 triliun. Capaian itu lebih rendah dari 2020, 2019, dan 2018 yang masing-masing sebesar Rp 1.196,98 triliun, Rp 1.628 triliun, dan Rp 2.099,91 triliun.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan