Momentum Mengevaluasi Kebijakan Perberasan Nasional
Rendahnya stok beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog dinilai mencerminkan tidak optimalnya penyerapan. Situasi saat ini jadi momentum mengevaluasi kebijakan perberasan, terutama terkait HPP dan posisi Bulog.
JAKARTA, KOMPAS β Stok beras yang dikelola Perum Bulog saat ini berada di titik terendah dalam sembilan tahun terakhir. Pemerintah melirik opsi impor untuk mendongkrak stok. Di sisi lain, penyerapan beras dalam negeri cenderung lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Situasi itu dinilai menjadi tanda perlunya mengevaluasi tata kelola Bulog dan kebijakan harga pembelian pemerintah untuk memperkuat daya serap dalam negeri.
Secara berturut-turut, stok beras akhir tahun yang dikelola Perum Bulog sebanyak 1,61 juta ton pada tahun 2014, lalu 1,32 juta ton (2015), 1,61 juta ton (2016), 945.532 ton (2017), 2,02 juta ton (2018), 1,87 juta ton (2019), 956.138 ton (2020), dan 808.311 ton (2021). Sementara itu, per Jumat (25/11/2022), stok Bulog berada di kisaran 571.000 ton.