logo Kompas.id
EkonomiFitur Bebas Ongkos Kirim...
Iklan

Fitur Bebas Ongkos Kirim Dianggap Tidak Menyehatkan Bisnis Jasa Kurir

Penawaran program bebas ongkos kirim pengiriman barang yang kini marak tersedia di platform lokapasar menimbulkan dilema.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
Petugas sedang menyusun paket pempek yang akan dikirim ke luar Sumatera Selatan di Kantor PT Pos Indonesia Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (6/6/2017). Pengiriman pempek di kurir pengiriman barang, seperti PT Pos Indonesia dan JNE, meningkat 10-30 persen dari hari biasa ke masa Ramadhan ini. Peningkatan terjadi karena tingginya permintaan pempek untuk menu berbuka selama Ramadhan. Peningkatan itu diprediksi mencapai puncak pada H-14 hingga H-3 Idul Fitri. Adapun pada hari biasa, rata-rata tujuh ton pempek dikirim dari Palembang ke sejumlah wilayah Indonesia.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH (DRI)

Petugas sedang menyusun paket pempek yang akan dikirim ke luar Sumatera Selatan di Kantor PT Pos Indonesia Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (6/6/2017). Pengiriman pempek di kurir pengiriman barang, seperti PT Pos Indonesia dan JNE, meningkat 10-30 persen dari hari biasa ke masa Ramadhan ini. Peningkatan terjadi karena tingginya permintaan pempek untuk menu berbuka selama Ramadhan. Peningkatan itu diprediksi mencapai puncak pada H-14 hingga H-3 Idul Fitri. Adapun pada hari biasa, rata-rata tujuh ton pempek dikirim dari Palembang ke sejumlah wilayah Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS — Program bebas ongkos pengiriman barang yang jamak tersedia di platform lokapasar dinilai dapat menarik jumlah konsumen dalam jumlah besar. Di sisi lain, program itu dianggap merugikan bisnis perusahaan jasa kurir. Salah satu konsekuensinya ialah mematikan pesaing.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma, Kamis (29/9/2022), di Jakarta, mengatakan, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asperindo tidak sepakat dengan dengan program bebas/gratis ongkos kirim atau ”free ongkir” yang marak diterapkan sejumlah platform lokapasar. Aspirasi ini telah diserukan sejak awal bulan ini. Asperindo bahkan mendorong perusahaan jasa kurir anggota asosiasi tidak ambil bagian dari promosi program ”free ongkir” tersebut.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan