logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊRI Sasar Penguasaan Teknologi ...
Iklan

RI Sasar Penguasaan Teknologi dan Pengurangan Impor Bahan Baku Baterai

Meski telah memiliki nikel, Indonesia bakal masih mengimpor bahan baku baterai kendaraan listrik. Di sisi lain, Indonesia bakal kesulitan mendapatkan transfer teknologi dari para investor baterai kendaraan listrik.

Oleh
Hendriyo Widi
Β· 1 menit baca
Seorang petugas melepas baterai motor listrik saat uji coba stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di Jakarta, Senin (31/8/2020). Adanya SPBKLU ini diharapkan akan menambah minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Seorang petugas melepas baterai motor listrik saat uji coba stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di Jakarta, Senin (31/8/2020). Adanya SPBKLU ini diharapkan akan menambah minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

JAKARTA, KOMPAS – Dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik, Indonesia tidak hanya menyasar peningkatan ekspor, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pengurangan konsumsi bahan bakar minyak. Indonesia juga berupaya mengurangi impor bahan baku baterai kendaraan listrik dan menguasai teknologi pembuatannya.

Saat ini, Indonesia tengah menjalankan program Pengembangan Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi. Program itu terdiri dari dua proyek, yaitu proyek Titan yang ditangani konsorsium LG Energy Solution (LGES) dengan investasi senilai 8 miliar dollar AS dan proyek Dragon yang dipegang oleh konsorsium T Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd, (CBL) dengan investasi senilai Rp 6 miliar dollar AS .

Editor:
Bagikan