logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPolemik Plasma dan Petani yang...
Iklan

Polemik Plasma dan Petani yang Terimpit Raksasa Sawit

Kendati menopang ekonomi daerah sekaligus produksi minyak sawit nasional, perkebunan sawit di Kalimantan Tengah belum sepenuhnya menyejahterakan pelakunya, terutama petani sawit rakyat. Ada sederet masalah membelitnya.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Salah satu truk pengangkut buah tandan sawit di salah satu lokasi perkebunan sawit di Kotawaringin Timur membawa hasil panennya melintasi kebun, Rabu (9/9/2020). Kotawaringin Timur merupakan wiliayah dengan perkebunan terluas di Indonesia dengan total luas lahan lebih kurang 500.000 hektar atau hampir 10 kali luas Provinsi DKI Jakarta.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Salah satu truk pengangkut buah tandan sawit di salah satu lokasi perkebunan sawit di Kotawaringin Timur membawa hasil panennya melintasi kebun, Rabu (9/9/2020). Kotawaringin Timur merupakan wiliayah dengan perkebunan terluas di Indonesia dengan total luas lahan lebih kurang 500.000 hektar atau hampir 10 kali luas Provinsi DKI Jakarta.

Ridawati (42), warga Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, setiap malam berdoa agar suaminya bisa bebas. Suaminya, Yansyah, ditangkap polisi lantaran dituduh mencuri sawit di lahan milik sebuah perusahaan perkebunan sawit di Gunung Mas, sekitar 140 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.

Yansyah ditangkap bersama delapan warga Manuhing lainnya dengan tuduhan yang sama pada April 2022. Mereka kini menjalani persidangan. Sembilan orang itu adalah Yansyah, Wanson, Timan Adar, Koswoyo, Deni bin Damut, Muliadi, Retno bin Diok, Gusti Tahan Wiratama, dan Damut. Mereka berasal dari lima desa di Kecamatan Manuhing. Rinciannya, satu dari Desa Tumbang Jalemu, satu dari Desa Gohang, empat dari Kelurahan Tumbang Talaken, dua dari Desa Sei Duhian, dan satu lagi dari Desa Rabambang (Kompas, Senin 25/4/2022).

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan