logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPerhotelan Asal Sampah Makanan...
Iklan

Perhotelan Asal Sampah Makanan Terbesar

Upaya mengurangi sampah makanan di sektor industri pariwisata bisa dimulai dari manajemen bahan masakan hingga pengelolaan residu makanan.

Oleh
MEDIANA
Β· 1 menit baca
Warga Desa Cicadas Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor mengikuti pelatihan membuat eco enzyme di tepi Situ Citongtut. Pembuatan eco enzyme menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi sampah organik dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tak hanya itu, eco enzyme memiliki beragam manfaat seperti penjernih air, desinfektan, pembersih peralatan rumah tangga, mengembalikan kesuburan tanah, dan lainnya.
NINA SUSILO

Warga Desa Cicadas Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor mengikuti pelatihan membuat eco enzyme di tepi Situ Citongtut. Pembuatan eco enzyme menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi sampah organik dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tak hanya itu, eco enzyme memiliki beragam manfaat seperti penjernih air, desinfektan, pembersih peralatan rumah tangga, mengembalikan kesuburan tanah, dan lainnya.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sektor industri pariwisata, terutama hotel, restoran, dan jasa boga, turut menjadi penyumbang sampah makanan. Untuk mengatasi masalah ini, solusi yang bisa dipakai adalah perbaikan manajemen bahan masakan hingga pengelolaan residu makanan secara integratif.

Wakil Ketua Yayasan Generasi Baru Dapur Indonesia (GBDI) Fahrur Rosidi menggambarkan, subsektor jasa boga sering kali menyisakan 5-15 persen kelebihan pangan siap santap. Kemudian, katering acara menyisakan 10-15 persen makanan yang sudah disiapkan, tetapi tidak habis dikonsumsi. Adapun katering industri menyisakan 5 persen pangan siap santap.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan