Kompetisi Pasar Kian Ketat, Produsen Khawatirkan Dampak Tren ”Thrifting”
Baju bekas impor dijual dengan harga miring sehingga membuat produsen tekstil sulit bersaing. Di sisi lain, alih-alih mengurangi limbah, Indonesia malah berpotensi jadi ”empat pembuangan” baju bekas dari negara lain.
JAKARTA, KOMPAS — Tren berbelanja baju bekas atau thrift shopping yang semakin marak memicu kekhawatiran pelaku industri tekstil dalam negeri. Kegiatan menjual dan membeli baju bekas yang sejatinya untuk mengurangi limbah tekstil itu dapat membuka keran impor pakaian bekas yang merugikan industri dalam negeri dan justru membawa masuk ”sampah” baru.
Dewasa ini, budaya mengonsumsi baju bekas telah menjadi tren yang menyebar di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya anak-anak muda. Kebiasaan itu berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran konsumen untuk mengurangi sampah tekstil dan mendorong mode berkelanjutan (sustainable fashion).