logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEmpat Hari Kerja
Iklan

Empat Hari Kerja

Banyak pihak telah lama menyarankan agar karyawan bekerja empat hari, bukan lagi lima hari seperti sekarang ini. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
Β· 1 menit baca
Ankur Dahiya (bawah), CEO RunX, sebuah perusahan teknologi, tengah melakukan rapat hybrid bersama dua rekannya di sebuah ruang kantor sewaan di San Francisco, 27 Agustus 2021. (AP Photo/Eric Risberg)
MAHDI MUHAMMAD

Ankur Dahiya (bawah), CEO RunX, sebuah perusahan teknologi, tengah melakukan rapat hybrid bersama dua rekannya di sebuah ruang kantor sewaan di San Francisco, 27 Agustus 2021. (AP Photo/Eric Risberg)

Ide empat hari kerja di dalam sepekan tengah menjadi pembicaraan di kalangan pebisnis global. Pandemi menyebabkan ide lama ini muncul kembali. Sebelumnya, dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan, waktu bekerja sudah diperkirakan makin pendek. Akan tetapi, pembahasan kali ini memperlihatkan bahwa jumlah hari kerja makin menjadi kebutuhan. Meski empat hari kerja, beban kerja tetap sama.

Belgia telah memutuskan empat hari kerja dalam seminggu sejak Maret lalu. Namun, karyawan diberi kebebasan untuk memutuskan apakah akan bekerja empat atau lima hari seminggu, tetapi ini tidak berarti mereka akan bekerja lebih sedikit. Mereka hanya akan menyingkat jam kerja mereka menjadi lebih sedikit hari.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan