logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊLonjakan Belanja Mesti Terukur
Iklan

Lonjakan Belanja Mesti Terukur

Surplus APBN yang masih bisa dicapai pada April 2022 dinilai sebagai situasi semu karena kesepakatan pemerintah dengan Badan Anggaran DPR untuk menambah alokasi anggaran subsidi energi dan perlindungan sosial.

Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Β· 1 menit baca
Menteri Keuangan Sri Mulyani memimpin konferensi pers APBN Kita (Kinerja dan Fakta) di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019). Realisasi APBN 2019 hingga 31 Januari 2019 adalah pendapatan negara tercatat sebesar Rp 108,1 triliun, sedangkan belanja negara sebesar Rp 153,8 triliun dan defisit 0,28 persen terhadap produk domestik bruto.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Menteri Keuangan Sri Mulyani memimpin konferensi pers APBN Kita (Kinerja dan Fakta) di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019). Realisasi APBN 2019 hingga 31 Januari 2019 adalah pendapatan negara tercatat sebesar Rp 108,1 triliun, sedangkan belanja negara sebesar Rp 153,8 triliun dan defisit 0,28 persen terhadap produk domestik bruto.

JAKARTA, KOMPAS β€” Meski hingga empat bulan pertama tahun ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN masih mencatatkan surplus, lonjakan belanja dipastikan akan terjadi pada paruh kedua 2022 menyusul adanya kenaikan belanja subsidi energi. Defisit anggaran lambat laun akan terjadi karena struktur APBN memang telah dirancang untuk mencapai defisit.

Kementerian Keuangan mencatat kinerja APBN hingga April 2022 mengalami surplus Rp 103,1 triliun atau 0,58 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan