logo Kompas.id
EkonomiPolemik Larangan Ekspor RBD...
Iklan

KELAPA SAWIT

Polemik Larangan Ekspor RBD Olein Cekik Petani Swadaya di Sumsel

Kebijakan larangan ekspor bahan baku minyak goreng, RBD palm olein membuat petani sawit swadaya di Sumsel kian terjepit. Harga tandan buah segar kelapa sawit terperosok hingga 50 persen. Ada salah persepsi di masyarakat.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
Seorang buruh angkut tengah menaikkan buah sawit segar dari perahu ke atas bak pikap di tepi Jalan Tangjung Apiapi, Desa Sukadamai, Kecamatan Tanjunglago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (16/2/2016), untuk selanjutnya dibawa ke pabrik pengolahan sawit. Saat ini harga sawit dari petani di Sumsel masih cukup rendah, hanya berkisar Rp 900 per kilogram untuk jenis sawit lokal. Petani pun berharap harga sawit bisa membaik.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Seorang buruh angkut tengah menaikkan buah sawit segar dari perahu ke atas bak pikap di tepi Jalan Tangjung Apiapi, Desa Sukadamai, Kecamatan Tanjunglago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (16/2/2016), untuk selanjutnya dibawa ke pabrik pengolahan sawit. Saat ini harga sawit dari petani di Sumsel masih cukup rendah, hanya berkisar Rp 900 per kilogram untuk jenis sawit lokal. Petani pun berharap harga sawit bisa membaik.

PALEMBANG, KOMPAS — Harga tandan buah segar kelapa sawit di Sumatera Selatan menurun hingga 50 persen pasca-pengumuman larangan ekspor komoditas bahan baku minyak goreng. Penurunan harga ini memberatkan petani swadaya yang saat ini tengah terimpit biaya hidup dan melonjaknya biaya perawatan kebun.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumsel M Yunus, Selasa (26/4/2022), mengutarakan, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Sumsel mengalami penurunan yang cukup signifikan dari yang semula mencapai Rp 3.300 per kilogram kini menurun mencapai Rp 1.700 per kg atau bahkan ada yang menyentuh Rp 1.200 per kg.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...