Pasar Energi Global Tetap Tertekan
Diversifikasi sumber energi menjadi strategi yang mesti diambil Indonesia untuk mengantisipasi gejolak geopolitik global yang membuat harga minyak mentah tetap tinggi.
JAKARTA, KOMPAS β Kebuntuan perundingan Rusia-Ukraina yang difasilitasi Turki pada Kamis (10/3/2022) membuat pasar energi tetap tertekan. Tekanan juga timbul dari ketidakjelasan perundingan Amerika Serikat dengan Iran dan Venezuela. Setelah sempat menyentuh level 130 dollar AS per barel pada beberapa hari lalu, harga minyak mentah jenis Brent pada Kamis malam, berdasar Bloomberg dan Trading Economics, di level 115 dollar AS per barel.
Merespons masih tingginya harga minyak mentah tersebut, Badan Energi Internasional (IEA) mengumumkan akan melepaskan sebagian cadangan strategisnya untuk meringankan tekanan. Gairah pasar semakin meningkat karena Uni Emirat Arab mengumumkan siap memacu produksi di atas kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Abu Dhabi menyebut produksi bisa saja dinaikkan melebihi 800.000 barel per hari. Padahal, OPEC bersama Rusia sepakat, kenaikan tidak melebihi 400.000 barel per hari.