Kedelai
Harga Jadi Faktor Pemikat
Kementerian Pertanian menggandeng penjamin serapan guna memastikan harga kedelai layak di tingkat petani. Harga yang layak dan terjamin di tingkat petani menjadi kunci mendongkrak produksi kedelai di dalam negeri.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F02%2F22%2F10428f82-6a32-4d32-b939-26cd67fe6168_jpg.jpg)
Para pembuat tahu berswafoto saat mogok produksi tahu di industri rumah tangga pembuatan tahu di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (22/2/2022). Produsen tahu di tempat tersebut mogok produksi memasuki hari kedua terkait tingginya harga kedelai impor di pasaran. Harga kedelai impor naik dari Rp 8.500 per kilogram menjadi Rp 12.000 per kilogram.
JAKARTA, KOMPAS — Upaya mendongkrak produksi kedelai di dalam negeri dinilai bakal sia-sia tanpa jaminan penyerapan dan harga jual yang layak di tingkat petani. Selama ini, petani beralih komoditas karena kedelai tidak menguntungkan. Dampaknya, produksi kedelai lokal terus turun, sementara ketergantungan pada kedelai impor makin besar.
Produksi kedelai nasional pernah mencapai 1,87 juta ton pada tahun 1992. Sejak itu, produksi terus turun dan tak sampai 0,3 juta ton tahun lalu.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Harga Jadi Faktor Pemikat".
Baca Epaper Kompas