logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊMinyak Jelantah Potensial...
Iklan

Minyak Jelantah Potensial untuk Dijadikan Bahan Baku Biodiesel

Dari survei diketahui, lebih dari separuh responden mengharapkan penyediaan fasilitas pengumpulan minyak jelantah atau UCO serta sosialisasi manfaat pengelolaan UCO.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Produksi tahu goreng di pabrik tahu Pos Pengumben, Jakarta Barat, Selasa (25/2/2020), menghabiskan lebih dari tiga jeriken jelantah per hari. Tahu goreng hasil produksi dipasarkan ke para pedagang pasar dan pedagang keliling di Jakarta Barat dan sekitarnya.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Produksi tahu goreng di pabrik tahu Pos Pengumben, Jakarta Barat, Selasa (25/2/2020), menghabiskan lebih dari tiga jeriken jelantah per hari. Tahu goreng hasil produksi dipasarkan ke para pedagang pasar dan pedagang keliling di Jakarta Barat dan sekitarnya.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel terbilang potensial dan dapat berdampak positif, seperti penciptaan lapangan kerja baru. Namun, model bisnis yang tepat, termasuk mengumpulkan minyak jelantah dari rumah tangga, masih menjadi tantangan.

Dari studi dan survei oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) ditemukan bahwa rata-rata produksi minyak jelantah (used cooking oil/UCO) sebanyak 1,8 liter per rumah tangga per bulan. Survei dilakukan terhadap 2.500 rumah tangga di 16 provinsi pada Oktober-November 2021.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan