logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTarget Substitusi Impor...
Iklan

Target Substitusi Impor Dinilai Tidak Realistis

Substitusi impor baru mencapai 7 persen dari target awal 22 persen. Target yang akan dikejar dalam waktu pendek hingga sebesar 35 persen tahun ini dikhawatirkan bisa berdampak kontraproduktif terhadap kinerja industri.

Oleh
Agnes Theodora
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dYakTmiBFBe6V5XbHqtNIFljJZI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210901TOK5_1630488593.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (1/9/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Realisasi substitusi impor pada tahun 2021 masih jauh di bawah target awal. Walakin, pemerintah tidak merevisi target dan tetap mengejar pengurangan impor sebesar 35 persen tahun ini. Jika dipaksakan dalam tempo singkat, kebijakan itu dikhawatirkan kontraproduktif dan mengganggu daya saing industri dalam negeri.

Kementerian Perindustrian mencatat, pada periode Januari-Agustus 2021, substitusi impor baru mencapai 7 persen dari target awal 22 persen. Meski demikian, target substitusi impor ditetapkan sebesar 35 persen pada tahun 2022. Nilai yang dipatok sebesar Rp 152,83 triliun dari acuan dasar (baseline) potensi impor tahun 2019 yang mencapai Rp 434 triliun.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan