logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBeres-beres Sistem Resi Gudang
Iklan

Beres-beres Sistem Resi Gudang

Satu per satu beragam persoalan sistem resi gudang (SRG) diurai. Persoalan itu, antara lain, adalah manajemen pengelolaan, ketidakpastian harga jual dan pasar, serta sarana dan prasarana penyimpanan dan pengolahan.

Oleh
hendriyo widi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/I90JKmJrEYtFWUUmGWGra07b0nA=/1024x719/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F97e09394-9ac2-4bd2-bbf2-61a5796dff8e_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Ruang penyimpanan terkondisi Controlled Atmosphere Storage (CAS) yang dikelola dengan sistem resi gudang (SRG) di Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (16/3/2021). Ruangan itu mampu menyimpan bawang merah dengan penyusutan sekitar 7-8 persen per bulan. Hal itu diharapkan mampu menunjang kebutuhan petani yang terpaksa melakukan penundaan penjualan karena harga bawang merah sedang anjlok.

Warehouse receipt system atau sistem resi gudang di Indonesia terus berkembang sejak pertama kali diterapkan pada 20 Agustus 2007. Kendati kerap mengalami pasang-surut, 14 tahun perjalanannya ditutup dengan kepastian pasar yang relatif besar.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berkomitmen menyerap sejumlah komoditas pangan dari petani, nelayan, petambak, dan peternak yang dikelola berbasis sistem resi gudang (SRG) pada 2022. Aprindo akan menjadi penjamin serapan (offtaker) dan pembeli siaga (standby buyer), terutama untuk sejumlah komoditas yang sudah dikemas dengan baik.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan