logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBiaya Proyek Kereta Cepat...
Iklan

Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak, KCIC Minta China Tambahkan Pinjaman

Pembuat kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, akan membuka negosiasi dengan Bank Pembangunan China (CDB) dalam upaya mendapatkan tambahan pinjaman.

Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rYK9GSG1K-brwNWZUQUxo1wp2j8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210902ags63_1630563370.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pengguna Jalan Tol Cikampek melintasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jaticempaka, Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/9/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pembuat kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, akan membuka negosiasi dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) dalam upaya mendapatkan tambahan pinjaman. Langkah ini diperlukan untuk membiayai pembengkakan biaya atau cost overrun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diperkirakan mencapai kisaran 1,6 miliar dollar AS-1,7 miliar dollar AS.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, biaya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung diestimasikan akan membengkak berkisar 1,6 miliar dollar AS-1,7 miliar dollar AS (Rp 23,20 triliun-Rp 24,65 triliun). Pembengkakan ini disebabkan beberapa hal. Pertama, kenaikan biaya nilai kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering procurement construction/EPC). Kenaikan biaya kontrak EPC ini mencakup pekerjaan tambahan, kenaikan harga bahan baku konstruksi, dan relokasi jalur.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan