Harga Jagung Melambung karena Neraca Defisit
Akumulasi defisit bulanan karena produksi lebih kecil dibandingkan permintaan dinilai memicu lonjakan harga jagung pakan beberapa bulan terakhir. Para peternak unggas berharap pemerintah mengatasi problem tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan harga jagung yang terjadi sejak April hingga saat ini dinilai karena produksi lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya. Kondisi itu memberatkan peternak ayam telur dan ayam potong yang memerlukan jagung untuk pakan ternak. Cadangan jagung perlu diperkuat sehingga pasokan dan harga bisa lebih stabil.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi ”Tersandung Data Jagung” yang digelar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) secara virtual, Kamis (30/9/2021). Hadir sebagai pembicara dalam diskusi itu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim, dan Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah.