logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBenahi Persoalan dan Hambatan ...
Iklan

Benahi Persoalan dan Hambatan Domestik

Pemerintah perlu mnembendung laju impor yang berpotensi kembali meningkat saat perekonomian negara-negara asal impor mulai pulih. Pemerintah juga diharapkan memantau ketersediaan kontainer dan kapal guna menopang ekspor.

Oleh
Hendriyo Widi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QT_IkXnsi86WAQwtPNSC7QrlNZw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F486b0a78-1358-4b5f-a83e-8af242f2dbe3_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Pekerja beraktivitas di gudang produksi Jepara Asia Mas Furniture (CV Jamf) di Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (25/8/2021). Dalam sekitar empat bulan terakhir, tarif pengapalan atau pengiriman lewat laut (ocean freight) naik hingga 400 persen. Hal itu, antara lain, membuat buyer meminta produsen menahan barang dulu sehingga barang menumpuk di gudang.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pelaku usaha dan industri nasional masih menghadapi berbagai persoalan dan hambatan untuk meningkatkan daya saing dan pasar produk-produk unggulan Indonesia. Persoalan dan hambatan itu, antara lain, ialah serbuan produk-produk impor sejenis, kesulitan bahan baku, serta kelangkaan kontainer dan tingginya biaya pengapalan.

Ketua Presidum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, Selasa (21/9/2021), mengatakan, ekspor mebel dan kerajinan memang tengah menguat di tengah pandemi Covid-19. Namun, impor produk-produk tersebut juga masih tumbuh.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan