logo Kompas.id
›
Ekonomi›Produksi Garam Diperkirakan...
Iklan

Produksi Garam Diperkirakan Terganggu

Hujan masih mengguyur di sejumlah sentra produksi garam sehingga panen terganggu. Teknologi produksi untuk membenahi budidaya garam harus didorong.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CfqCB5i3A14v8EPAYYtwSjEept4=/1024x678/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fd2f75878-392d-4f2a-9f28-9bfadaa51619_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Petambak garam Arifin Jami’an berusaha memecahkan bongkahan garam saat panen di ladang garam prisma miliknya, di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (3/7/2020). Pengolahan garam dengan metode rumah prisma tersebut memungkinkan Arifin panen sepanjang tahun. Garam hasil olahannya dijual Rp 900 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS  — Produksi garam nasional pada tahun ini diprediksi  turun akibat faktor cuaca. Musim kemarau basah sepanjang tahun ini menyebabkan panen garam rakyat kurang optimal. Terobosan teknologi produksi perlu didorong untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Miftahul Huda mengemukakan, hujan yang masih terus mengguyur sejumlah sentra produksi garam menyebabkan panen garam terhambat. Dalam kondisi normal, panen garam berlangsung pada periode Juli-November. Namun, akibat pengaruh cuaca, masa panen garam diperkirakan berlangsung lebih singkat.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan