logo Kompas.id
Ekonomi”Berbagi Beban” ala BUMN Kita
Iklan

”Berbagi Beban” ala BUMN Kita

Penyelamatan BUMN bermasalah dengan model ”berbagi beban” menjadi tren di tengah pandemi. Model itu antara lain dilakukan dengan cara melibatkan BUMN lain, pembentukan ”holding”, bahkan mengubah regulasi.

Oleh
hendriyo widi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DqbTwMIsXpJzuuPocb6bxCQ6rR8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_14975281_141_1.jpeg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Sejumlah armada pesawat Garuda Indonesia parkir di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/6). Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu hingga sekarang menyebabkan jumlah penumpang Garuda Indonesia turun drastis.

Siapa sangka pandemi Covid-19 dengan beragam variannya bakal melanda. Sudah lebih dari 1,5 tahun pagebluk berjalan belum ada tanda-tanda kapan pandemi tersebut akan ”terdiam”. Imbasnya tak hanya di sektor kesehatan. Ekonomi juga turut ”sakit”, termasuk badan-badan usaha milik negara kita, Indonesia.

Perusahaan-perusahaan pelat merah yang sudah ”sakit” sebelum pandemi semakin bertambah ”sakit”. Yang sebelumnya baik-baik saja dan mulai melejit berkembang, mulai ”batuk-batuk”. Sebagian besar dari kedua jenis kondisi badan usaha milik negara (BUMN) tersebut mulai mencari ”obat” dengan datang ke ”dokter” yang diharapkan bisa memberikan ”resep” jitu dan ”obat” mujarab.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan