logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkspor Hasil Pertanian Sultra ...
Iklan

Ekspor Hasil Pertanian Sultra Terpuruk di Tengah Dominannya Ekspor Besi dan Baja

Meski memiliki sejumlah komoditas unggulan, kondisi ekspor usaha pertanian di Sultra terus terpuruk. Pemerintah diharapkan tidak hanya fokus ke industri besi dan baja karena berdampak luas pada kesejahteraan masyarakat.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PNgAdtHKLzbS6ggTKt7KOblC_Bc=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fd6e792d1-f50c-4223-95db-8732d20c23af_jpg-1.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Peti kemas di Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (7/7/20200. Kapasitas pelabuhan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 3,5 juta TEUs selama 10 tahun ke depan. Pelabuhan ini didorong untuk memiliki fasilitas lengkap sebagai pelabuhan internasional dan mendukung ekspor di regional Sulawesi.

KENDARI, KOMPAS β€” Di tengah dominannya ekspor hasil pengolahan industri pertambangan, khususnya besi dan baja, ekspor hasil pertanian Sulawesi Tenggara terus terpuruk. Pada Juli 2021, nilainya hanya 0,01 juta dollar AS, turun sekitar 95 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya. Komoditas pertanian semakin terpinggirkan yang berkonsekuensi pada kesejahteraan di tingkat petani.

Data yang dirilis Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara pada Rabu (1/9/2021), nilai ekspor industri pengolahan, khususnya produk besi dan baja, pada Juli 2021 mencapai 380,67 juta dollar AS, atau sekitar Rp 5,3 triliun. Nilai ini turun 20 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, tetapi naik lebih dari 100 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020.

Editor:
agnespandia
Bagikan