logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPasar Properti Berpotensi...
Iklan

Pasar Properti Berpotensi Terkoreksi Lagi

Lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat yang berlanjut berpotensi memicu tekanan kembali ke pasar properti. Harga pasar perumahan sekunder berpeluang terkoreksi lagi.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_FOXQ_X3JuY2_WN8zjDsP6ArKno=/1024x672/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F41d06aff-2a91-456d-8fa9-2d23ca647087_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Pekerja merampungkan pembangunan kompleks perumahan bersubsidi di kawasan Jampang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai rencana strategis 2020-2024 menargetkan penyediaan 5 juta unit rumah.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Pandemi Covid-19 yang  berlanjut hingga pertengahan tahun ini membuat sektor properti tertekan lagi. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat berpotensi mengoreksi kembali harga properti, termasuk di pasar sekunder perumahan.

CEO dan Pendiri Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat, harga perumahan sekunder sempat tertekan pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020. Tekanan pada pasar perumahan sekunder (rumah seken) cenderung lebih tinggi dibandingkan pasar perumahan primer (rumah baru). Beberapa rumah seken dijual di bawah harga pasar, bahkan di wilayah-wilayah elite di Jakarta. Namun, pada awal 2021, koreksi harga pasar sekunder mereda.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan