logo Kompas.id
EkonomiJalan Panjang Realisasi Tapera
Iklan

Jalan Panjang Realisasi Tapera

Menabung untuk bisa membeli rumah. Tapera kini menjadi program peluang pekerja, terutama aparatur sipil negara. Mungkinkah ASN atau pekerja lain memperoleh rumah pertamanya dengan mudah? Banyak batasannya.

Oleh
Stefanus Osa Triyatna
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/i1N20jYa9uiTTuRVxGOXtRLVuG4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Fee5f5355-e927-402b-a0c5-73f26a8592cf_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Para buruh bangunan merampungkan pembangunan sebuah kluster perumahan murah baru di kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/6/2020). Perumahan yang menyasar konsumen pekerja banyak didirikan di kawasan ini. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat menargetkan sebanyak 13 juta pekerja bisa menjadi peserta Tabungan Perumahan Rakyat. Program ini diharapkan mengurangi angka kekurangan atau backlog rumah di Indonesia. Menurut data Kementerian PUPR, angka kebutuhan rumah atau backlog tahun 2019 mencapai 7,6 juta unit. Sementara itu, realisasi program sejuta rumah tahun 2019 mencapai 1.257.852 unit, terdiri dari 945.161 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 312.691 unit rumah untuk non-MBR.

Simpel nan mencerahkan. Menabung untuk bisa membeli rumah. Di tengah sikap pro dan kontra, gaji aparatur sipil negara sudah dipotong sebagai ”tabungan khusus” untuk memiliki rumah. Sisihkan secuil gaji, itulah gagasan Program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera.

Tabungan terkumpul pun seakan sulit berkejaran dengan harga rumah. Walaupun harga rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) telah dipatok pemerintah, mungkinkah seorang ASN dalam jangka waktu setahun memiliki rumah pertama idamannya?

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan