Membangkitkan Ekonomi Lebaran
Selain mendorong daya beli masyarakat yang turun akibat pandemi, hal yang tak kalah penting adalah menjaga pasar dalam negeri dari gempuran impor guna mengoptimalkan momentum Lebaran agar menjadi pengungkit ekonomi.
Ramadhan dan Hari Raya ldul Fitri atau Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, baik masyarakat umum sebagai konsumen maupun pelaku usaha. Pasalnya, para pekerja menunggu dan berharap mendapatkan tunjangan hari raya. Demikian pula pelaku usaha, mulai usaha mikro kecil hingga menengah besar, berharap meraup keuntungan saat lebaran. Para pedagang biasanya menargetkan omzet penjualan satu bulan, di mana terdapat Lebaran, berkisar 30-35 persen dari total penjualan satu tahun.
Lebaran memang tidak hanya memiliki dimensi religiusitas. Dimensi ekonomi Lebaran sangat kental. Ekonomi Lebaran bahkan dimulai sejak memasuki bulan Ramadhan. Sebagian besar masyarakat muslim akan mengistimewakan konsumsinya, mulai hal yang terkecil, kualitas konsumsi makanan selama bulan puasa. Tak heran, penjual berbagai macam makanan berjajar sepanjang jalan. Puncaknya tentu saat Lebaran, masyarakat rela membongkar seluruh tabungan atau memecahkan celengan demi suka cita merayakan hari raya.