logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊWaspadai Disfungi Transportasi...
Iklan

Waspadai Disfungi Transportasi Perkotaan

Banyak kota di dunia, terutama di negara berkembang, mengalami paradoks transportasi urban. Transportasi perkotaan di negara-negara tersebut mengalami gejala disfungsi. Transportasi berkelanjutan menjadi solusinya.

Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Dw9hNisNrOk18EfRhbP3g-us-nA=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fc5a261ae-be01-4d34-a241-da906e4fcc5b_jpg.jpg
Kompas

Pesepeda yang tergabung ke dalam komunitas Bike to Work mengantre saat menjalani pemeriksaan di akses masuk Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). PT MRT Jakarta akan mengizinkan sepeda nonlipat memasuki gerbong kereta. Kebijakan ini akan diluncurkan pada 24 Maret 2021 di tiga stasiun, yakni stasiun Lebak Bulus, stasiun Blok M, dan Stasiun Bundara HI. Sebelumnya pihak MRT telah mengizinkan sepeda lipat untuk masuk gerbong kereta.

JAKARTA, KOMPAS β€” Salah satu tantangan perkotaan adalah paradoks transportasi urban. Kondisi ini terjadi ketika berbagai sektor tumbuh pesat namun kinerja transportasi perkotaan justru menurun. Pengembangan transportasi berkelanjutan dinilai dapat menjawab tantangan tersebut.

Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan Yugihartiman, Kamis (25/3/2021), menuturkan, banyak kota di dunia, terutama di negara berkembang, mengalami paradoks transportasi urban. Transportasi perkotaan di negara-negara tersebut mengalami gejala disfungsi.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan