logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊGonjang-ganjing Batubara
Iklan

Gonjang-ganjing Batubara

Batubara menjadi pembicaraan utama di tengah gelombang transisi energi dunia. Indonesia perlu merencanakan kebijakannya secara matang terkait pengelolaan sumber daya batubara yang masih melimpah.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2AP5HdnZalm6_C_DHH4ZIC4ErM4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F20100519ags21a_1589290189.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Ekskavator memindahkan batubara ke truk berat di lokasi tambang tutupan PT Adaro Indonesia di perbatasan Kabupaten Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan, Rabu (19/5/2010).

Pada tahun 2050 atau 30 tahun lagi, permintaan batubara dunia diperkirakan bakal merosot tajam. Penyebabnya, batubara mulai digantikan sumber energi terbarukan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Lantas, untuk apa sumber daya batubara yang masih melimpah?

Cadangan terbukti batubara Indonesia tercatat 37 miliar ton. Apabila digabungkan dengan sumber daya batubara, yang statusnya belum dinaikkan sebagai cadangan terbukti, keseluruhannya mencapai 149 miliar ton. Mayoritas batubara Indonesia adalah jenis kalori sedang dan rendah yang jumlahnya mencapai 90 persen.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan