logo Kompas.id
EkonomiBisnis Batubara Diperkirakan...
Iklan

Bisnis Batubara Diperkirakan Lesu di 2050

Gelombang transisi energi tengah terjadi di seluruh dunia. Secara perlahan, pemanfaatan batubara mulai dikurangi dan diganti dengan energi terbarukan. Industri batubara Indonesia harus ambil peran dalam transisi ini.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PG6JEExQ225eClPzJGupQbPRXnU=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F25c1915e-06ef-4e01-9c9c-3d0a9bd5a790_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Tongkang-tongkang bermuatan batubara melintas di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (8/3/2021). Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batubara Indonesia per 8 Maret 2021 sebesar 93,42 juta ton atau setara 16,99 persen dari target produksi sebesar 550 juta ton pada tahun 2021.

JAKARTA, KOMPAS — Bisnis batubara diperkirakan bakal melemah pada tahun 2050 seiring kian masifnya transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. Sejumlah proyeksi memperkirakan bahwa di tahun 2050 permintaan batubara global anjlok sampai 90 persen. Hilirisasi batubara menjadi dimetil eter dan metanol adalah satu-satunya pilihan agar bisnis batubara berlanjut.

Demikian yang mengemuka dalam webinar ”Transformasi Bisnis Sektor Batubara dalam Mendukung Transformasi Energi Indonesia”, Jumat (19/3/2021), yang diselenggarakan oleh Bimasena Society.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan