logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTolak Impor Beras, Petani...
Iklan

Tolak Impor Beras, Petani Jatim Minta Pemerintah Genjot Penyerapan Gabah

Petani di Jawa Timur mendesak kebijakan impor beras dibatalkan dan pemerintah memperbanyak serapan gabah, karena gabah petani bakal semakin sulit diserap pasar akibat fluktuasi harga dan stok masih melimpah.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r9oMYldZ3cIsry8vq2JydULmk90=/1024x586/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fb5b6e920-b9e1-40bc-9c62-21c6b2a4901c_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto udara buruh tani mempersiapkan bibit padi yang akan ditanam di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Sebanyak 410 hektar sawah di Kabupaten Karawang terendam banjir pada awal hingga pertengahan Februari lalu akibat luapan Sungai Citarum dan Sungai Cibeet yang mengakibatkan sebagian besar tanaman padi siap panen rusak. Buruh tani mendapatkan upah Rp 60.000 hingga Rp 70.000 dalam sehari bekerja. Petani semakin tertekan dengan rencana impor beras 1 juta ton tahun 2021 oleh pemerintah di tengah merosotnya harga gabah.

SURABAYA, KOMPAS β€” Kebijakan impor beras tidak hanya menyebabkan harga gabah petani pada musim panen raya kali ini kian anjlok. Gabah petani juga bakal semakin sulit diserap pasar karena fluktuasi harga yang tinggi dan stok yang melimpah. Petani, setidaknya di Jatim, mendesak kebijakan impor beras dibatalkan dan pemerintah memperbanyak serapan gabah lokal untuk stok pangan nasional.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Madiun Suharno mengatakan saat ini di wilayahnya telah memasuki masa panen raya. Madiun memang biasanya panen lebih dulu dibandingkan dengan daerah lain. Dengan panen lebih dulu, harga yang diterima petani biasanya juga lebih tinggi karena stok belum melimpah.

Editor:
agnespandia
Bagikan