logo Kompas.id
EkonomiPeradaban ”Ular Besi”
Iklan

Peradaban ”Ular Besi”

Transformasi si ”ular besi” bukan semata di bidang bisnis dan layanan operasional. Transformasi di perkeretaapian itu, bahkan, dinilai mampu turut mengubah peradaban bangsa, termasuk di kala pandemi Covid-19.

Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Ob38763UHnnA2gJk_I6Qpdn6bzU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F3e148700-82bf-436d-b58a-301e40c961e7_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Para penumpang kereta api KA Brantas menunggu keberangkatan di dalam gerbong kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (22/12/2020). Puncak arus mudik liburan Natal dan Tahun Baru yang berbarengan dengan liburan sekolah terjadi pada 23 dan 24 Desember 2020. Mulai hari itu sampai 8 Januari, PT KAI mewajibkan setiap pengguna jasa kereta api jarak jauh untuk menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan tes cepat antigen sebagai syarat untuk naik kereta api.

Dalam seminar dari ”Mengenang Transformasi Kereta Api di Era Digital” pada awal Maret 2021, berbagai perspektif disampaikan. Salah satu hal yang mengemuka dalam kegiatan yang digelar Perkumpulan Pensiunan Karyawan Kereta Api tersebut adalah menyangkut peran penting transformasi sektor perkeretaapian dalam memperbarui kultur masyarakat dalam bertransportasi publik.

Gambaran penumpang yang berjejalan, masuk lewat jendela, menumpang tanpa tiket, dan bahkan duduk di atas atap kereta mengilustrasikan kondisi layanan si ”ular besi” ini sebelum bertransformasi. PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak perusahaannya mampu mengubah kultur perilaku itu. Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Aditya Dwi Laksana menyebutnya sebagai sebentuk transformasi yang terbilang fenomenal dan inspiratif.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan