logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊGejolak Daging Sapi...
Iklan

Gejolak Daging Sapi Terkonsentrasi di Jabodetabek

Gejolak harga daging sapi dinilai hanya terkonsentrasi di Jabodetabek sebagai simpul konsumen daging di Indonesia yang mengandalkan pasokan dari luar provinsi dan luar negeri. Pemerintah menjamin stok daging cukup.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CFghmqLoR6EFN55IKhVSUKyzftQ=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Fe96fb276-a196-4ef0-be22-873c335f420f_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Besi pengait daging tergantung di los daging sapi saat para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Jakarta mogok berdagang di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (21/1/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Dampak kenaikan harga daging sapi dan sapi bakalan impor asal Australia diperkirakan paling terasa di DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. Sebab, selain sepenuhnya mengandalkan pasokan dari luar provinsi dan luar negeri, wilayah ini menjadi konsentrasi utama konsumen daging sapi di Indonesia.

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University Muladno, dalam dialog yang digelar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka), dan IPB University, Jumat (22/1/2021), menyatakan, wilayah yang kekurangan daging sapi adalah DKI Jakarta dan sekitarnya, bukan Indonesia secara keseluruhan. Jabodetabek jadi sentra konsumen yang selama ini mendapat pasokan daging dari luar daerah dan dari hasil importasi.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan