MINYAK DAN GAS BUMI
Indonesia Masih Butuh Investor Asing di Hulu Migas
Industri hulu migas adalah industri yang berisiko tinggi, padat modal, dan padat teknologi. Dukungan investor, baik asing maupun domestik, sangat dibutuhkan bagi Indonesia. Diperlukan iklim investasi yang kondusif.

Kawasan proyek Engineering, Procurement, and Constructions (EPC) I Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (1/8/2015). Dampak unjuk rasa ribuan pekerja proyek minyak Blok Cepu menimbulkan kerusakan kantor serta dua mobil dan mengakibatkan produksi minyak Blok Cepu dihentikan.
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia masih membutuhkan investasi asing di sektor hulu minyak dan gas bumi. Pandemi Covid-19 menyebabkan investasi di sektor tersebut di Indonesia terus menurun. Kestabilan hukum, kepastian berusaha, dan kemudahan perizinan menjadi syarat agar Indonesia menarik di mata investor.
Demikian yang mengemuka dalam webinar bertajuk ”Peran Hulu Migas Menggerakkan Ekonomi Daerah”, Sabtu (19/12/2020). Ketua Komisi VII DPR dari Partai Nasdem Sugeng Suparwoto, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno, dan Senior Vice President Production ExxonMobil Cepu Ltd hadir sebagai narasumber dalam webinar tersebut.