logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSenja di Ladang Minyak...
Iklan

Senja di Ladang Minyak Nusantara

Kemampuan produksi minyak Indonesia kian menurun di tengah naiknya konsumsi. Harus ada terobosan agar Indonesia tak bergantung pada impor komoditas strategis ini. Perbaikan radikal hulu migas mutlak diperlukan.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uOJfcnitLW17XXESqV7VVLw4Dl4=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11138778_70_0.jpeg
Kompas

Aktivitas pengambilan sampel bebatuan di Sumur SHO-I yang dikelola oleh PT Medco E&P Indonesia di Desa Bukit, Kecamatan Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (11/8/2011). Proses tersebut merupakan langkah untuk mengetahui kandungan minyak yang terdapat di lokasi pengeboran dengan target kedalaman 1.896 kaki.

Dulu, Indonesia pernah tercatat sebagai salah satu anggota negara-negara pengeskpor minyak atau OPEC. Produksi minyak mentahnya pernah 1,2 juta barel per hari dan sempat tercatat sebagai negara pengekspor gas alam terbesar di dunia. Kini, Indonesia berubah menjadi negara pengimpor bersih atau net importer minyak sejak 2004.

Perlahan, kisah kejayaan tersebut meredup. Per 5 Desember 2020, produksi minyak Indonesia hanya 681.867 barel per hari, seperti yang tercantum dalam laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun produksi gas bumi sebanyak 6,3 miliar standar kaki kubik per hari. Produksi minyak dan gas bumi tersebut masing-masing masih di bawah target APBN 2020.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan