logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บKenaikan Impor Harus Diimbangi...
Iklan

Kenaikan Impor Harus Diimbangi Peningkatan Ekspor

Melihat tren geliat perdagangan menjelang 2021, pemerintah perlu membuat peta jalan komprehensif yang menggabungkan antara kinerja investasi dan ekspor.

Oleh
Agnes Theodora
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Paa79ihn-jp_F2IypTxuV7wA_Vw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F6738e4ca-924f-4cea-96a3-6e0b86e0d11e_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pekerja mengemas kedelai impor untuk diproduksi menjadi tempe di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tempe di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (10/11/2020). Harga kedelai impor yang terus naik memberatkan UMKM yang menggunakan bahan dasar kedelai, seperti usaha tempe dan tahu.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Aktivitas ekonomi yang mulai bergerak secara global dan domestik berisiko meningkatkan impor, baik belanja barang modal, bahan baku/penolong, maupun barang konsumsi. Untuk menghindari defisit transaksi berjalan di kemudian hari, kinerja impor yang mulai meningkat itu harus diimbangi dengan kenaikan ekspor yang lebih tinggi.

Data Badan Pusat Statistik yang dirilis pada Selasa (15/12/2020) menunjukkan, neraca perdagangan Indonesia pada November 2020 surplus senilai 2,61 miliar dollar AS. Surplus ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus Oktober 2020 yang sebesar 3,6 miliar dollar AS.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan