logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บUang Beredar Meningkat...
Iklan

Uang Beredar Meningkat Bukanlah Tanda Ekonomi Sudah Pulih

Peningkatan uang beredar bukanlah sinyal pemulihan ekonomi. Hal ini mengingat pendorong utama peningkatan uang beredar itu adalah kenaikan utang pemerintah.

Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mJbQ3kYfUZcKSJD6g7RAV4XUt2M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F05b86bf4-d2b5-4158-abab-08e15ea55e08_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas Cash Center PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Jakarta menyiapkan pecahan rupiah yang akan dikirim ke kantor cabang, Kamis (27/8/2020).

JAKARTA, KOMPAS โ€” Penerbitan surat utang yang secara jor-joran dilakukan pemerintah sepanjang tahun ini belum mampu menggerek geliat aktivitas ekonomi secara riil. Ini terlihat dari peningkatan uang beredar dalam arti luas pada Oktober 2020 yang tidak disertai dengan ekspansi kredit perbankan secara signifikan.

Bank Indonesia mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2020 meningkat 12,5 persen dibandingkan Oktober 2019 menjadi Rp 6.780,8 triliun. Adapun hingga Oktober 2020, pertumbuhan kredit perbankan masih terkontraksi atau minus 0,47 persen secara tahunan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan