Ekonomi Digital
Perkuat Daya Saing Ekosistem Digital Indonesia
Pandemi Covid-19 yang mengubah cara hidup masyarakat mempercepat pertumbuhan aktivitas ekonomi digital. Ekosistem digital diperkuat agar Indonesia bisa berperan sebagai motor penggerak, bukan hanya pasar.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F30e440e7-d143-4ebf-a2e6-d8a7f3ff73a6_jpg.jpg)
Barang yang sudah disiapkan kemudian akan didata dan dikirim kepada pembeli dari gudang mitra Bukalapak di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/5/2020). Meningkatnya tren transaksi daring dipicu dengan makin nyamannya masyarakat melakukan pola hidup new normal di masa pandemi Covid-19, salah satunya dengan menjadikan belanja daring sebagai pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
JAKARTA, KOMPAS — Ekosistem ekonomi digital berpotensi menjadi motor utama di kawasan Asia Tenggara. Untuk mengoptimalkan potensi itu, Indonesia mesti memperkuat daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM serta kualitas inovator dan infrastruktur digital.
Dalam laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company berjudul ”At Full Velocity: Resilient and Racing Ahead”, nilai aktivitas ekonomi berbasis internet atau gross merchandise value (GMV) di kawasan Asia Tenggara berpotensi tumbuh 5 persen, dari 100 miliar dollar AS pada 2019 menjadi 105 miliar dollar AS pada 2020. Pada 2025, nilainya diperkirakan 309 miliar dollar AS.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 12 dengan judul "Perkuat Ekosistem Digital di RI ".
Baca Epaper Kompas