logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊUMKM Perlu Penopang untuk Naik...
Iklan

UMKM Perlu Penopang untuk Naik Kelas

Agar UMKM di Indonesia bisa memaksimalkan potensi mereka, diperlukan upaya dan strategi terencana lintas sektoral sehingga sektor ini bisa menyumbang PDB hingga 140 miliar dollar AS pada 2030.

Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NGjrV9vB_tqS-l3pSH0xX1cw6wE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Fc1410ca3-0017-4c0f-beb5-565b78cda8db_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Penjahit menyelesaikan pembuatan masker batik di sebuah usaha kecil skala rumah tangga konfeksi di kawasan Larangan, Tangerang, Banten, Selasa (20/10/2020). UMKM yang biasanya hanya membuat pakaian berbahan batik tersebut sejak pandemi Covid-19 ini merambah ke segala bidang, termasuk pembuatan masker. Hal tersebut dilakukan agar tetap ada pemasukan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sebagai penopang struktur ekonomi, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Indonesia dianggap belum optimal menangkap peluang untuk naik kelas. Strategi terencana lintas lembaga diperlukan untuk membantu UMKM mengadopsi teknologi digital serta menangkap peluang pasar.

Dalam diskusi virtual yang diselenggarakan McKinsey & Company, Rabu (21/10/2020), Managing Partner McKinsey & Company Indonesia Phillia Wibowo mengungkapkan, UMKM di Tanah Air sulit naik kelas karena minimnya pendampingan. Padahal, bila potensi tersebut tergarap, pada 2030 sektor ini bisa menyumbang produk domestik bruto (PDB) mencapai 140 miliar dollar AS (Rp 2.052 triliun).

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan