Di kawah purba pegunungan Ijen, membentang perkebunan kopi arabika termasyhur sejak zaman kolonial Belanda. Kawasan ini berada di 1.200-1.500 meter di atas permukaan laut. Di kawasan yang masuk Kabupaten Bondowoso itu, pemerintah kolonial Belanda membangun dua pabrik kopi besar, Blawan dan Kalisat-Jampit. Pabrik ini menghasilkan kopi beras yang dikapalkan ke Eropa.
Menurut Guru Besar Sejarah Ekonomi dan Lingkungan Universitas Jember Nawiyanto, pada 1856, Bondowoso resmi menjadi pusat pemerintahan Karesidenan Besuki karena hasil dari kopi yang melimpah. Bondowoso berkembang. Tingginya hasil kopi membuat Belanda membangun infrastruktur penunjang. Jalur rel kereta dibangun untuk membawa kopi dari Bondowoso ke Panarukan (Kompas, 9/5/2018).