logo Kompas.id
EkonomiMeneguk Kopi dari Sang ”Kawan”
Iklan

Meneguk Kopi dari Sang ”Kawan”

Dibandingkan pasar ekspor, pelaku usaha penyangrai kopi atau ”cofee roaster” yang berskala usaha mikro, kecil, dan menengah lebih berani memberikan harga tinggi kepada petani. Marginnya berkisar 30-70 persen.

Oleh
M Paschalia Judith J
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CatoZDBhcUU2GCfXC2dGTJv0uc0=/1024x640/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20170616RON021_1582982067.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Ayi Sutedja (52) memilah biji kopi yang matang untuk dipanen di lahan perkebunan kopi di hutan lindung Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/6/2017).

Menggairahkan minat masyarakat untuk membeli kopi dalam negeri menjadi kunci menjaga kesejahteraan petani selama pandemi Covid-19. Berbagai gerakan yang dilakukan produsen kopi hingga lembaga-lembaga nonpemerintah pemerhati kopi terus bergulir.

”Semoga coffee roaster di Indonesia semakin banyak, semoga kafe semakin banyak, semoga yang berjualan kopi semakin banyak. Dengan demikian, petani kian sejahtera,” begitu doa yang diucapkan Ayi Suteja saat wawancara eksklusif dengan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Rabu (30/9/2020), dalam rangka Hari Kopi Internasional yang diperingati setiap 1 Oktober.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan