PERBANKAN
BPR Hadapi Kondisi Terkini Melalui Kolaborasi
Bank Perkreditan Rakyat mesti menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi saat ini, yakni digitalisasi yang kian cepat dan perekonomian yang melemah akibat pandemi Covid-19.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F9c203fe0-9c87-4347-8576-59c38f4ec59e_jpg.jpg)
Petugas teller kantor cabang Mandiri melayani nasabah di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (25/6/2020). Pemerintah akan menempatkan dana Rp 30 triliun di empat bank BUMN, salah satunya adalah Bank Mandiri. Penempatan uang negara itu bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Selain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, penerima dana dari pemerintah itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
JAKARTA, KOMPAS — Bank perkreditan rakyat atau BPR dituntut berkolaborasi dalam menghadapi tantangan di sektor keuangan akibat pandemi Covid-19 dan disrupsi digital. Melalui kolaborasi, BPR dapat memperkuat ketahanan dalam menjalankan fungsi intermediasi.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menyadari, transformasi digital yang dilakukan BPR masih jauh tertinggal dibandingkan dengan lembaga keuangan lain. BPR memilih jalan kolaborasi agar mampu menghadapi tantangan disrupsi akibat digitalisasi yang gencar dan perekonomian yang melambat.