logo Kompas.id
EkonomiEkonomi Segelas Kopi
Iklan

Ekonomi Segelas Kopi

Tentu saja, segelas kopi memiliki makna bagi siapa saja. Tak hanya itu, segelas kopi juga turut menggerakkan ekonomi Indonesia. Segelas kopi terus melintas zaman, mewarnai sejarah Nusantara.

Oleh
hendriyo widi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JNBp-dbBMANiqF5QJe7Qwo6zils=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fd555744a-132a-426c-971c-263359a39a1d_jpg.jpg
Kompas/Agus Susanto

Juru bicara PT Toarco Jaya, M Jabir Amien, melakukan uji cita rasa kopi di Pedamaran, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (18/1/2018).

Bagi Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi, kopi menjadi pijakan refleksinya terhadap manusia dan beragam aspek hidupnya. Dalam novel Cinta di Dalam Gelas, Andrea Hirata, misalnya, menuliskan, ”Hanya segelas kopi yang tak pernah banyak tingkah!” dan ”Mereka yang takaran gula, kopi, dan susunya proporsional umumnya adalah pegawai kantoran yang bekerja rutin dan berirama hidup itu-itu saja”.

Dee Lestari dalam bukunya, Filosofi Kopi, juga menyampaikan pesan-pesan kehidupan dari kopi. Dua di antaranya adalah ”Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. Karena di hadapan kopi, kita semua sama” dan ”Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan.”

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan