logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPSBB Jangan Ciptakan...
Iklan

PSBB Jangan Ciptakan Pengangguran dan Penduduk Miskin Baru

PSBB yang tidak berjalan efektif akan menciptakan pengangguran dan penduduk miskin baru. Dampak PSBB mesti diakomodasi melalui perluasan bantuan sosial kepada kelompok rentan dari kelas menengah bawah.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8yw2kH1jDPl1aQ6EiSNvgB5Yyq4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fe6636e0c-4c94-4b95-a277-3a72f2ebf9d0_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga mengenakan masker melintasi di Jalan Raya Kalimalang, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (14/9/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin (14/9/2020) hingga 14 hari ke depan. Selama PSBB, hanya 11 sektor usaha esensial yang diizinkan beroperasi dengan kapasitas terbatas.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemerintah pusat dan daerah harus memastikan penerapan pembatasan sosial berskala besar fase kedua berjalan efektif dan terukur. Jika tidak, PSBB akan berbalik menciptakan pengangguran dan penduduk miskin baru yang semakin membebani negara.

Peneliti ketimpangan sosial yang pernah menjabat Ekonom Kepala Bank Dunia di Indonesia, Vivi Alatas, menuturkan, pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan yang ketat adalah keniscayaan. Indonesia tidak bisa memulihkan kondisi ekonomi tanpa mengatasi akar masalah kesehatan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan