logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPintu Itu Bernama Sipukat
Iklan

Pintu Itu Bernama Sipukat

Investor yang hendak berinvestasi di kawasan transmigrasi bisa menggunakan layanan Sipukat. Sipukat juga berguna bagi pemerintah daerah untuk menyusun rencana pengembangan wilayah mereka.

Oleh
ARIS PRASETYO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PdwWRgvSlSJIvdY-TdnkBZCH7us=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2FIMG_20170201_130221_HDR_1549862811.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Salah satu kawasan transmigrasi di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Para transmigran asal Jawa Tengah dan Jawa Timur menempati tempat tersebut sejak 1980-an.

Pemerataan antarwilayah di Indonesia, khususnya Jawa dengan luar Jawa, menjadi salah satu sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Program transmigrasi menjadi instrumen untuk mewujudkan pemerataan tersebut. Sistem Informasi Perta Terpadu Kawasan Transmigrasi atau Sipukat kian memudahkan tujuan pemerataan lewat strategi pengembangan wilayah.

Di Nusantara, transmigrasi memiliki kisah yang panjang sejak era kolonialisme Belanda. Dalam buku Transmigrasi: Masa Doeloe, Kini, dan Harapan ke Depan yang diterbitkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) 2015, diceritakan bahwa perpindahan penduduk pertama kali di Nusantara terjadi pada 1905. Saat itu, sebanyak 155 keluarga dari Kedu, Jawa Tengah, dipindahkan ke Lampung bagian selatan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan