logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊDaya Beli Masyarakat Makin...
Iklan

Daya Beli Masyarakat Makin Tergerus

Pandemi semakin menggerus pendapatan dan daya beli masyarakat. Ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk mengevaluasi efektivitas program jaring pengaman sosial.

Oleh
M Paschalia Judith J/NINA SUSILO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/c1Jvj2FmGo5bfn-690b0yczyxI4=/1024x598/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F7af1fbc8-3eb3-4e24-a00d-b05822627d12_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Milah (kanan) dan Icih (kiri), petani penggarap di salah satu lahan persawahan di Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat membersihkan gulma di sekitar tanaman padi, Senin (3/8/2020). Persawahan yang tersisa di sekitar wilayah ini semakin sempit dan sebagian wilayah lainnya berubah menjadi lahan areal perluasan hunian mewah.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pelemahan daya beli masyarakat, baik produsen maupun konsumen, tecermin dari deflasi Juli 2020 yang sebesar 0,1 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,79 pesen dan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,19 persen.

Bahan pangan yang menyumbang deflasi, antara lain bawang merah, daging ayam ras, beras, bawang putih, beras, cabai rawit, dan gula pasir. Deflasi di sektor kelompok makanan dan minuman ini menunjukkan turunnya permintaan bahan pangan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan