logo Kompas.id
EkonomiRaffles dan Era Virtual
Iklan

Raffles dan Era Virtual

Pemprov Jatim menggelar misi dagang bersama Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara. Misi dagang ini bertema ”Mendorong Peningkatan Perdagangan Antarpulau di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.

Oleh
Hendriyo Widi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LmY1BYRy8KTeRNeBUu9kkI1mVn4=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F503698_getattachment4576434b-5eb0-4bd2-8780-3be6212e02d6495082.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Pekerja melakukan bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Sabtu (13/1/2018). Pengiriman barang antarpulau dengan menggunakan kapal pinisi dari pelabuhan tersebut sering terhambat cuaca ekstrem saat memasuki musim hujan seperti saat ini.

Thomas Stamford Raffles (1781-1826) dalam bukunya, History of Java, berkisah tentang perdagangan antarpulau di Indonesia. Raflles yang menjadi Gubernur Hindia-Belanda pada 1811-1816 mencatat, perdagangan antarpulau di Indonesia pada waktu itu digerakkan oleh pedagang-pedagang Arab, China, dan Bugis.

Dengan menggunakan kapal dan perahu, mereka membawa hasil bumi dan produk dari wilayah pedalaman ke Batavia, Semarang, dan Surabaya yang merupakan pelabuhan ekspor-impor utama. Barang yang dibawa dari pulau-pulau di luar Jawa itu antara lain kamper Melayu, kulit penyu, sarang barung walet, lilin lebah, kain sarung tenun, dan butiran emas.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan