logo Kompas.id
EkonomiJelantah Mengalir sampai ke...
Iklan

Jelantah Mengalir sampai ke Eropa

Jelantah yang dulu dianggap limbah ternyata sekarang laku di pasaran Eropa. Seiring meningkatnya tren ”ramah lingkungan” di benua itu, nilai ekspor jelantah pun terus naik dua tahun ini.

Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM / BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA / KURNIA YUNITA RAHAYU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XOcoPinxNlFfO728rPpFZyOHH2g=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FDSCF3236_1584324684.jpg
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Para pekerja di salah satu gudang pengumpul besar jelantah di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (26/2/2020), menyaring jelantah yang didapatkan dari berbagai sumber, seperti pabrik makanan dan minuman, restoran, serta pedagang kaki lima. Dalam sehari, gudang bisa menampung 5-7 ton jelantah yang selanjutnya akan dijual ke eksportir jelantah.

JAKARTA, KOMPAS — Nilai ekspor limbah minyak goreng atau jelantah ke Eropa terus meningkat di tengah rencana pembatasan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit dari Indonesia. Harganya yang semakin menggiurkan menggerakkan mata pencarian baru. Sementara nilai ekspor industri sawit justru menurun meskipun masih jauh lebih besar dari jelantah.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total ekspor minyak jelantah dengan Harmonized System (HS) Code Used Cooking Oil (UCO) Indonesia pada 2019 mencapai 37,31 juta dollar AS (Rp 541,11 miliar). Angka ini tumbuh 43,7 persen dibandingkan dengan nilai pada 2018 sebesar 25,96 juta dollar AS.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan