logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPenurunan Produksi Gula Cermin...
Iklan

Penurunan Produksi Gula Cermin Kesejahteraan Petani Tebu

Oleh karena tidak menguntungkan, tak sedikit petani beralih ke tanaman selain tebu. Pemerintah perlu memberi insentif agar petani tertarik untuk merawat tanaman dan meningkatkan produktivitas lahannya.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2tlfiszfVAyhP6-Z3mHYbKaLdIk=/1024x702/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20130917KUMI.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Ilustrasi. Petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia berunjuk rasa di depan Kantor Badan Usaha Milik Negara, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

JAKARTA, KOMPAS β€” Dalam enam tahun terakhir, produksi gula berbasis tebu petani dalam negeri cenderung turun. Kondisi itu dinilai menjadi tanda lemahnya jaminan kesejahteraan petani tebu.

Menurut data Asosiasi Gula Indonesia (AGI), produksi gula untuk konsumsi langsung yang berasal dari perkebunan tebu nasional pada 2014 mencapai 2,57 juta ton, lalu turun menjadi 2,49 juta ton (2015), 2,2 juta ton (2016), dan 2,11 juta ton (2017). Meskipun produksi naik menjadi 2,17 juta ton pada 2018 dan 2,22 juta ton pada 2019, produksi tebu pada tahun ini diproyeksikan turun menjadi 2-2,1 juta ton.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan