logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊProduksi Karet Turun...
Iklan

Produksi Karet Turun Signifikan, Petani Butuh Bantuan

Penyakit gugur daun kembali mewabah di Sumsel, bahkan menjadi yang terparah sejak tiga tahun terakhir. Sepanjang tahun ini setidaknya 400.000 hektar lahan karet di Sumsel terjangkit penyakit gugur daun. Hal ini berdampak pada penurunan produksi karet hingga 60 persen.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OUnqAFRSntvVyjXxB3CzZ3vofyg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F20180212RAM03_1544480354.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Petani karet menyadap di kebunnya di Pulau Harapan, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (12/2/2018). Harga karet saat ini belum membaik di tingkat petani; harga karet hanya Rp 5.000 per kilogram. Petani berharap pemerintah segera melakukan kebijakan strategis agar harga karet membaik.

BANYUASIN, KOMPAS β€” Penyakit gugur daun kembali mewabah di Sumatera Selatan bahkan menjadi yang terparah sejak tiga tahun terakhir. Sepanjang tahun ini setidaknya 400.000 hektar lahan karet di Sumsel terjangkit penyakit gugur daun. Hal ini berdampak pada penurunan produksi karet hingga 60 persen. Dengan wabah ini, diprediksi produksi karet di Sumsel bisa menurun hingga 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Aryanto, petani karet di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, menerangkan, wabah gugur daun sebenarnya sudah terjadi sejak dua tahun lalu, tetapi dampaknya tidak terlalu parah. ”Dulu hanya pohon karet jenis tertentu yang terkena wabah ini. Sekarang hampir semua jenis pohon ikut terjangkit,” katanya. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman karet di usia lima tahun ke atas.

Editor:
agnespandia
Bagikan