logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPenenun Pun Kembali ke Alam
Iklan

Penenun Pun Kembali ke Alam

Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xIWkFpNRgzaBC-m8epekUU0LFNU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F06%2Fkompas_tark_7566050_63_0.jpeg
KOMPAS/ LASTI KURNIA

Darni (27) menenun kain sarung sutra yang dibuatnya dengan pewarna alam di Desa Sompe, Sabbangparu, Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (13/6/2018). Bahan pewarna alam diperolehnya dengan memproses sejumlah limbah bahan alam, seperti serbuk kayu bekas gergaji, daun mangga, dan serbuk kayu kelapa.

Nenek moyang kita sudah mengenal sekurangnya-kurangnya 75 jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pewarna alami. Pewarna alami itu kemudian digunakan sebagai pewarna tekstil, yang kemudian menjadi salah satu penanda kekayaan budaya kita.

Salah satu tumbuhan yang digunakan adalah nila atau tarum (Indigofera tinctoria L). Tanaman nila atau tarum ini dianggap sangat penting. Bahkan, pemerintah kolonial Belanda menyelenggarakan tanam paksa untuk komoditas nila.

Editor:
haryodamardono
Bagikan